Sabtu, 18 Juli 2009

Jadilah Penyelamat Bumi

Akhir Agustus lalu menjadi momen buruk bagi negara AS, India, dan China. Karena pada waktu yang hampir bersamaan, ketiga negara tersebut mengalami bencana dahsyat. Badai Gustav melanda Kota New Orleans, AS, setelah tiga tahun lalu Badai Katrina juga menerjang kota yang sama. India mengalami banjir bandang yang memaksa ratusan ribu warganya mengungsi. Sedangkan di China terjadi gempa bumi berkekuatan sekitar 5.7 SR yang mengakibatkan sedikitnya 250 ribu rumah hancur. Ketiga kejadian tersebut seakan menjadi bentuk nyata dari ‘protes’ alam terhadap ulah manusia dewasa ini yang tidak dapat menjaga lingkungannya secara bertanggung jawab. Kehidupan manusia saat ini yang serba instan membawa dampak yang sungguh merugikan peradaban dunia.

Di Indonesia sendiri, menurut catatan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam menyebutkan bahwa dalam rentang 1998-2004, telah terjadi sebanyak 1.150 kali bencana alam dalam berbagai bentuknya, seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, dan kebakaran. Kerugian yang ditimbulkan dari bencana tersebut juga tidak sedikit, baik secara materi maupun korban jiwa.

Sebagai usaha untuk mengantisipasi terjadinya bencana dan kerusakan alam yang makin parah, para aktivis lingkungan hidup secara berkala terus mengampanyekan tentang pentingnya peran serta masyarakat dalam melestarikan lingkungan hidup, agar pencemaran di darat, air, dan udara dapat diminimalisir. Tuntutan terhadap pemerintah juga dilayangkan, agar lebih tegas terhadap pelaku perusak alam. Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk ikut menjadi bagian dari ‘pahlawan’ lingkungan?

Hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah tidak membuang sampah sembarangan, menggunakan kertas-kertas bekas yang masih bisa dimanfaatkan, mengurangi penggunaan plastik, memakai listrik dan air seperlunya, tidak merokok, memperbanyak pot-pot tanaman di sekitar rumah, atau mengurangi penggunaan kendaraan bermotor bila masih bisa dilakukan dengan bersepeda atau bahkan berjalan kaki.

Daripada kita terus menunggu tanpa kepastian munculnya kesadaran dari para perusak alam dan tindakan tegas dari aparat yang berwenang terhadap mereka, lebih baik kita memulai pelestarian lingkungan dari diri sendiri. Mungkin akan sangat tepat bila kita menganut prinsip “Talk Less, Do More” seperti yang dikatakan salah satu iklan. Jangan terlalu banyak berbicara dan beretorika, namun miskin bahkan tanpa realisasi dan implementasi.

Penting juga bagi kita untuk menganut semboyan 3M yang dicetuskan ‘Aa Gym, “Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang kecil, dan Mulai saat ini.” Walaupun kontribusinya rendah, namun bila dilakukan secara konsisten, maka dampaknya pun akan terasa besar bagi peradaban dunia, khususnya Indonesia. Yakinlah kalau kita bisa menjadi penyelamat bumi tercinta!

0 komentar:

Posting Komentar