Sony Ericsson W810i |
Postingan ini bercerita tentang ponsel kesayangan saya yang sudah hampir 3 tahun setia menemani saya dalam berkomunikasi hingga saat ini, Sony Ericsson W810i. Meski sudah dirilis di awal tahun 2006, tapi ponsel tersebut (yang termasuk salah satu nenek moyang Walkman Phone dari Sony Ericsson ) baru berada di genggaman saya sejak 9 Maret 2008.
Pertimbangannya adalah selain harganya yang sudah terjangkau (kantong saya) dibanding harga saat launching, saat itu saya memang sedang ngebet untuk punya ponsel baru. Dan, ada perjuangan panjang yang mewarnai hadirnya ‘si hitam’ (sebutan saya untuk W810i sesuai dengan warna kepunyaan saya) dalam hidup saya. *lebay.com*
Awal ketertarikan saya pada ponsel dengan genre walkman ini adalah saat melihat-lihat daftar harga handphone di sebuah tabloid ponsel karena ada niat untuk memiliki ponsel baru di awal 2008. Setelah membandingkan fitur-fitur yang ada (pastinya harga juga), saya terpikat pada ponsel Sony Ericsson yang berkode W810i.
Sebenarnya tipe ini bukan satu-satunya opsi saat itu. Tipe lain yang memikat saya adalah SE W610i dan SE K750i, karena ketiganya memiliki fitur yang berimbang dan harga yang relatif sama. Tapi, setelah menimbang-nimbang fitur dan harga, akhirnya saya putuskan untuk membeli SE W810i salah satunya karena fitur Walkman dan bentuknya yang elegan.
Gayung pun bersambut. Ibu saya memberi respon positif dengan memberi subsidi berupa dana segar untuk membeli ponsel baru (alhamdulillah ). Tanpa berlama-lama, saat sedang liburan di Jakarta, saya segera hunting SE W810i ke pusat ponsel di Roxy Mas. Sekadar info, rumah saya memang berada di Jakarta, tapi kuliah di Surabaya.
Pertimbangannya adalah selain harganya yang sudah terjangkau (kantong saya) dibanding harga saat launching, saat itu saya memang sedang ngebet untuk punya ponsel baru. Dan, ada perjuangan panjang yang mewarnai hadirnya ‘si hitam’ (sebutan saya untuk W810i sesuai dengan warna kepunyaan saya) dalam hidup saya. *lebay.com*
Awal ketertarikan saya pada ponsel dengan genre walkman ini adalah saat melihat-lihat daftar harga handphone di sebuah tabloid ponsel karena ada niat untuk memiliki ponsel baru di awal 2008. Setelah membandingkan fitur-fitur yang ada (pastinya harga juga), saya terpikat pada ponsel Sony Ericsson yang berkode W810i.
Sebenarnya tipe ini bukan satu-satunya opsi saat itu. Tipe lain yang memikat saya adalah SE W610i dan SE K750i, karena ketiganya memiliki fitur yang berimbang dan harga yang relatif sama. Tapi, setelah menimbang-nimbang fitur dan harga, akhirnya saya putuskan untuk membeli SE W810i salah satunya karena fitur Walkman dan bentuknya yang elegan.
Gayung pun bersambut. Ibu saya memberi respon positif dengan memberi subsidi berupa dana segar untuk membeli ponsel baru (alhamdulillah ). Tanpa berlama-lama, saat sedang liburan di Jakarta, saya segera hunting SE W810i ke pusat ponsel di Roxy Mas. Sekadar info, rumah saya memang berada di Jakarta, tapi kuliah di Surabaya.
Tapi sayang, karena ‘si hitam’ sudah beredar di pasaran 2 tahun lebih, sulit sekali untuk menemukan toko yang masih menjual ponsel idaman saya ini dalam kondisi baru alias BNIB (brand new in box). Dari toko ke toko yang saya dapatkan hanya jawaban, “Sudah discontinue, Mas!”, “Kosong, Mas!” atau “Cuma ada yang sekon” yang intinya mengatakan kalau ponsel yang saya cari tidak ada yang dalam kondisi baru.
Akhirnya, agar tidak pulang dengan tangan hampa, saya sempatkan untuk mampir ke toko yang khusus menjual aksesoris ponsel dan membeli satu screen guard untuk ‘si hitam’, padahal ponselnya sendiri belum saya temukan hari itu (antara nekat dan PD sih.. he..he..). Hal itu saya lakukan karena masih optimis bisa menemukan W810i yang masih gres di tempat lain. Saya berpikir ‘perjuangan’ belum usai.
Akhirnya, agar tidak pulang dengan tangan hampa, saya sempatkan untuk mampir ke toko yang khusus menjual aksesoris ponsel dan membeli satu screen guard untuk ‘si hitam’, padahal ponselnya sendiri belum saya temukan hari itu (antara nekat dan PD sih.. he..he..). Hal itu saya lakukan karena masih optimis bisa menemukan W810i yang masih gres di tempat lain. Saya berpikir ‘perjuangan’ belum usai.
Esok harinya, saya mulai browsing di internet untuk mencari info toko-toko ponsel online yang sekiranya masih menjual ‘si hitam’. Selain itu, saya juga menelepon toko-toko handphone yang menjadi distributor resmi dari ponsel Sony Ericsson di berbagai lokasi, bahkan saya juga mencari hingga ke daerah Depok, tapi hasilnya tetap nihil. Ponsel SE W810i yang baru tidak saya temukan, hanya bersisa yang sekon saja. Akhirnya, saya urungkan niat untuk memiliki ponsel ini.
Tapi, selang beberapa hari saat liburan berakhir dan saya kembali ke Surabaya, tak disangka ketika iseng berkunjung ke salah satu pusat ponsel di sana (World Trade Center), saya menemukan W810i tercantum dalam daftar harga ponsel yang dijual di salah satu konter resmi Sony Ericsson. Saya katakan hanya iseng, karena berpikir kalau di Jakarta saja sudah tidak ada (yang baru), kemungkinan besar di daerah lain pun sudah tak tersedia.
kardus SE W810i |
Begitu sampai di rumah (kontrakan di Surabaya), saya segera ‘melahap’ buku petunjuknya agar bisa mengoptimalisasi fitur-fitur kerennya. Fitur-fitur di ponsel ini benar-benar memuaskan dan komplit. Mulai dari kamera 2 megapikselnya yang disertai autofokus + lampu LED, suaranya yang nyaring, dentuman megabass dari handsfree-nya yang mantap, bluetooth, inframerah, radio FM, menu khusus Walkman, slot memory stick Pro Duo, dll. Apalagi ada bonus memory card berkapasitas 512 MB.
Kalo saya tidak salah, ponsel ini pernah dinobatkan oleh salah satu media sebagai ponsel Value for Money karena harganya yang sebanding dengan fitur-fiturnya yang lengkap dan performa prima atau dengan kata lain gak akan rugi memiliki ponsel ini.
foto pertama di konter SE |
Ditambah lagi ponsel ini cukup tangguh meskipun beberapa kali pernah ‘terlepas’ dari pegangan saya (baca: jatuh) namun kinerjanya tetap baik. Malah ada ‘tanda goresan’ di bagian bawahnya akibat saya pernah terjatuh saat membonceng sepeda motor sambil memegang ‘si hitam’ (jangan ditiru ya.. ). Bahkan, saat terjadi booming situs jejaring sosial macam facebook atau twitter pun, ponsel ini tetap dapat diandalkan meski hanya ‘bermodal’ sinyal EDGE.
Mungkin benar kata pepatah bahwa cinta pertama gak pernah mati. Sejak kepincut tampilannya, hingga sekarang ‘si hitam’ menjadi sahabat terdekat yang selalu menemani dan mewarnai keseharian saya. I love you so much, SE W810i. Semoga kamu tetap setia menemaniku menjalani hari.