Rabu, 19 Agustus 2009

Puasa Membentuk Pribadi

Ada tiga unsur yang melengkapi diri kita sehingga kita dapat hidup sebagai pribadi. Ketiga unsur itu menentukan hidup dan kehidupan kita lebih lanjut. Ketiganya adalah hati, otak (akal), dan jasmani.

Otak mampu menciptakan konsep-konsep atau keinginan-keinginan untuk mencapai sesuatu. Otak juga dapat menciptakan hal-hal yang baru sama sekali, seperti produk-produk iptek (barang-barang elektronik canggih, bahkan bom/peralatan nuklir).

Sedangkan hati menyaring apa yang patut atau tidak patut dikerjakan. Kalau hati seseorang baik (bersih), tentu dapat memberi arah apa yang seyogianya otak ciptakan. Tetapi kalau hatinya tidak bersih (hitam), maka dapat saja otak tersebut bekerja semaunya, menciptakan apa saja yang dikehendakinya, tidak peduli apakah baik atau buruk, apakah akan membinasakan atau menyelamatkan umat manusia. Jelas orang yang seperti ini berbahaya, karena ia dapat melakukan hal-hal seperti dikemukakan tadi. Yang pokok, keinginannya tercapai.

Sementara peran jasmani adalah melaksanakan apa yang telah dikehendaki oleh otak dan hati. Ia bekerja, kalau sudah ada perintah dari otak dan hati. Jasmani tidak berpikir, ia hanya bekerja setelah menerima petunjuk. Yang pokok, jasmani perlu dirawat dan dilatih agar senantiasa berada dalam keadaan sehat, sehingga dapat berfungsi. Bahkan unsur jasmani ini turut menentukan, karena meskipun otak dan hati telah melahirkan suatu gagasan yang cukup ideal, namun tidak akan dapat direalisasikan apabila jasmani tidak berdaya.

Di sinilah betapa besar peran ibadah puasa dalam pembentukan pribadi. Perannya ialah berusaha menyehatkan ketiga unsur tadi sekaligus. Ia membersihkan hati melalui peningkatan ibadah (di samping berpuasa, juga salat, termasuk salat tarawih, dan berlatih diri menahan hawa nafsu yang cenderung ke perbuatan-perbuatan tercela) yang akhirnya berpengaruh pula pada cara berpikir. Orang yang beriman (bertakwa) dan yang bersih hatinya, biasanya pemikirannya pun jernih dan selalu berusaha menghindari perbuatan maksiat.

Sedangkan orang yang berpuasa, akan terawat (terpelihara) kesehatannya, karena sesuai dengan keterangan para dokter, puasa dapat menyembuhkan, setidak-tidaknya mengurangi penyakit tekanan darah tinggi, jantung, lambung, dan lain-lain. Jadi, puasa sekaligus berusaha menyehatkan rohani, pemikiran dan jasmani, sehingga gagasan-gagasan yang diciptakan oleh orang yang berpuasa selalu jernih dan selalu pula memperhatikan kepentingan umat (orang banyak). Oleh karena itu, puasa sangat bermanfaat bagi para pemimpin.

Sumber: Puasa Membentuk Pribadi

Puasa Ramadhan

Seorang muslim yang baik pasti akan mengharap ampunan dari Allah SWT. Untuk mendapatkannya, sebenarnya, bukanlah perkara yang sulit, namun tidak semua orang berhasil menjangkaunya. Ini karena tidak sedikit orang yang mau dan mampu memenuhi syaratnya. Sebagai misal, tak jarang orang yang masih merasa keberatan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Padahal, seperti disabdakan Nabi Muhammad SAW, Allah mengampuni dosa-dosa orang yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan kesadarannya.

Puasa Ramadhan sendiri sebenarnya bukan hanya menghapuskan dosa-dosa, tapi juga sangat bermanfaat untuk kesehatan jasmani dan rohani. Suatu hari pernah seorang laki-laki yang menderita penyakit psikosomatik sejak beberapa tahun, datang kepada saya. Ia mengaku telah berobat ke beberapa dokter di dalam dan luar negeri, namun penyakitnya tak kunjung sembuh. Saya lalu menyarankannya untuk rajin shalat dan menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

Beberapa pekan kemudian ia datang lagi kepada saya dan menyatakan telah sembuh, tidurnya nyenyak dan perasaannya lebih enak. Ia juga melaporkan, selalu menjalankan shalat dan berpuasa Ramadhan, meski sebenarnya dokternya melarang berpuasa. Ia lalu berkata kepada saya, ''Rupanya saya sedang dalam perjalanan.'' ''Perjalanan ke mana?'' tanya saya. ''Ke pengampunan Tuhan,'' jawabnya riang. Ia benar-benar sembuh dari penyakitnya lantaran rajin shalat dan puasa Ramadhan.

Sebuah kasus menarik lain terjadi pada seorang ibu yang cukup berpendidikan. Ia melarang anaknya yang masih kelas dua SD untuk berpuasa Ramadhan, karena khawatir anaknya yang masih kecil akan jatuh sakit. Namun anaknya berkeras lantaran teman-temannya banyak yang melakukannya. Akhirnya wanita itu membiarkan anaknya berpuasa, sementara ia datang ke seorang dokter yang taat beragama untuk berkonsultasi mengenai anaknya.

Secara sederhana dokter menjelaskan, bahwa anak yang lebih kecil dari anak wanita itu pun sudah banyak yang berpuasa dan tidak sakit. Terlepas dari penjelasan dokter, di desa-desa Islami banyak anak-anak usia enam tahunan yang sudah menjalankan puasa. Dan jarang terdengar ada anak yang sakit lantaran berpuasa. Yang jelas, bila kita sudah membiasakan anak berpuasa sejak dini, berarti anak-anak sudah mulai latihan menjalankan ajaran agama. Sehingga bila mereka tumbuh remaja dan kemudian dewasa, mereka tak akan merasa berat menjalankan ajaran agamanya.

Sumber: Puasa Ramadhan

Rendra Tertarik dengan Alquran

Penyair adalah jalan hidup. Baik sedang berkarya atau tidak. Seorang penyair masuk dalam konteks realitas karena kepedulian akan panggilan kharismatik dari alam sekitarnya, dari debu, kerikil, lava, angin, pohon, kupu-kupu, margasatwa. Dari yatim piatu, orang-orang papa, lingkungan kampung halamannya, lingkungan bangsanya, lingkungan kemanusiaannya. Ia harus selalu peduli. Tetapi tidak cukup cuma peduli, karena harus dikaitkan dengan perintah dan larangan Allah. Apa pun, termasuk bersyair, harus menjadi ruang ibadah. Harus mengaitkan dengan kehendak Allah. Kita buat, misalnya, sajak mengenai pelacur, mengenai singkong, atau mengenai perahu. Itu juga religius selama dikaitkan dengan meraih kehendak Allah.

Kalimat di atas adalah sepenggal dari pendermaan buah pikir seniman terbaik tahun 60-an, WS Rendra. Baginya, proses kreatif dalam menulis sebuah karya sastra adalah misteri. Dia mengatakan waktu untuk menulis dalam kehidupan hanya 2-3 persen. Beberapa jam selesai. Selebihnya menyiapkan diri untuk hidup secara kreatif, menjaga daya cipta, dan daya hidup.

Si burung merak ini adalah seorang penderma pikiran yang tidak pernah menangis tatkala menghadapi kekuasaan politik. Dia sempat dijebloskan ke penjara pada 1978, dan mendapat represi pelarangan tampil di berbagai tempat.

"Saya menangis untuk masalah-masalah lain. Dulu saya pernah diminta membaca sebuah sajak. Lalu ada rekan mahasiswa yang menangis, terharu. Saya pun ikut menangis. Saya juga gampang menangis kalau membaca riwayat Nabi Muhammad. Indah sekali. Membayangkan pengorbanan Nabi yang tidak mementingkan diri sendiri. Tidak ada agama Islam, kalau tidak ada Nabi. Saya juga menangis kalau mengenangkan Asmaul Husna," tutur Rendra saat diwawancara wartawan Republika, Iman Yuniarto F, di kediamannya pada Oktober 2006.

Cahaya Islam dalam Karya Sastra Rendra
Sejak masuk Islam, Rendra mengganti namanya menjadi Wahyu Sulaiman Rendra. Rendra mengaku tahu alasan kenapa dia tertarik dengan Islam, tetapi dia sendiri tidak mengerti mengapa memutuskan masuk Islam. "Saya sebetulnya takut sekali terhadap masyarakat Islam. Tapi saya sudah lama tertarik kepada Alquran. Lihat saja. Apa ada kitab suci yang menjelaskan konsep ketuhanannya dalam kalimat yang singkat seperti Alquran?" tanyanya.

Sewaktu Rendra kuliah di Amerika Serikat (kuliah teater), saat itu sedang populer-populernya filsafat eksistensialisme. Kemudian, dia membaca kalimat, "Demi waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian." Rendra terkesan.

Menurutnya, tidak ada kitab suci yang mengatakan bahwa manusia akan selalu merugi dalam perkara waktu. "Lihat. Apa pun bisa kita budayakan, termasuk ruang. Tetapi kita tidak bisa membudayakan waktu. Apa bisa kita menghentikan hari? Dengan teknologi setinggi apa pun, magic setinggi apapun, tidak bisa kita membuat hari Rabu menjadi Kamis. Termasuk saya, tidak bisa menolak kelahiran saya. Saya tidak bisa memilih untuk lahir pada abad ke-22 atau lahir zaman Majapahit," jelasnya.

Menurut Alquran, kita akan selalu merugi soal waktu. Tapi, Alquran juga menyodorkan solusi. Disebutkan hanya orang-orang tertentu yang akan selamat. Yakni yang beriman, beramal saleh, saling berwasiat dalam kesabaran dan kebenaran. Alquran tidak menyebut yang selamat adalah orang yang Islam, orang yang kaya, orang yang pintar atau orang yang sehat.

Ketika ditanya hubungan antara Islam dan karya sastranya, Rendra menjawab, "Intinya kita berwasiat dalam kebenaran. Mudahan-mudahan."

Sumber: Rendra Tertarik dengan Alquran

Nama "Muhammad" Paling Diidolakan di Belanda

AMSTERDAM--Nama "Muhammad" dan variasinya, Mohammed dan Muhammed, merupakan nama yang saat ini paling digemari untuk diberikan kepada anak-anak di Negeri Belanda. Paling tidak, nama ini menempati urutan-urutan atas di empat kota besar--Amsterdam, Rotterdam, Hague, dan Utrech. Sementara di tingkat nasional, nama Nabi Muhammad ini menempati urutan kedua puluh teratas. Demikian sebagaimana data dari Sociale Verzekeringsbank (SVB, Keamanan Nasional Belanda).

Di Amsterdam, ibukota, nama Mohamed dan Mohammed, sangat populer dan menempati urutan pertama dan keempat. Disusul nama Rayan, Adam, dan Max dengan selisih sangat jauh. Di Rotterdam, Jayden menjadi nama yang paling digemari oleh para orangtua. Namun, jika ketiga variasi nama Muhammad digabungkan, hasilya melampaui nama Jayden.

Di Hague, nama Muhammad dan kedua variasinya bahkan menduduki peringkat pertama, kedua, dan kelima dalam lima besar nama paling populer. Nama ini diberikan tiga kali lebih sering daripada nama lain yang juga populer, yaitu Jayden, di tahun 2008 lalu.

Di Utrech, kota keempat terbesar di Belanda, Mohammed juga berada di urutan pertama, diikuti oleh Adam, Lucas, Stijn dan Daan.

Nama ini dulu tidak masuk dua puluh besar secara nasional, namun ini lebih disebabkan oleh berbagai ejaan yang digunakan untuk nama tersebut. Jika semua variasi populer nama tersebut dijadikan satu, maka nama Nabi ini akan menempati urutan ke-16, persis setelah nama Luuk dan di atas nama-nama tradisional Belanda seperti Gjis dan Jan.

Dalam perhitungan pemerintahan terdahulu, variasi nama Mohamed, yang dihitung secara terpisah, tidak dimasukkan ke daftar 20 nama bayi paling favorit untuk menghindari kontroversi.

Sementara untuk anak perempuan, nama yang paling populer adalah Sarah, yang juga populer di kalangan Muslim, disusul oleh Emma dan Sophie. Secara nasional, Sarah menempati posisi ke-14.

Isu kepopuleran nama Islami ini kembali hangat dibicarakan setelah anggota parlemen Geert Wilder dan Sietse Fritsma (PVV) mengajukan 27 pertanyaan dalam sidang parlemen terkait sebuah laporan Daily Telegraph yang menyebutkan "pada tahun 2050, 20% penduduk Eropa adalah Muslim".

Pertanyaan mengenai tingkat "imigrasi non-Barat" dan dampaknya terhadap masyarakat Belanda tersebut akan dibahas pada sidang parlemen, Jumat mendatang (21/8). Salah satu pertanyaan yang akan dibahas tersebut adalah "Apa nama anak yang paling populer di empat kota besar dan secara nasional, merujuk pada tingginya angka kelahiran di kalangan imigran Muslim."

Sumber: Nama "Muhammad" Paling Diidolakan di Belanda

Cadar dan Dakwah

Hari ini, ada dua kekonyolan terjadi di Tanah Air. Pertama, adanya 'perintah' bagi polisi untuk memeriksa wanita bercadar terkait gembong teroris yang sedang diburu, Noordin M Top. Kedua, masih terkait perburuan Noordin, polisi menciduk kelompok pendakwah di Masjid Nurul Huda, Desa Sida Kangen, Kec Kalimanah, Purbalingga. Sebagai bagian dari upaya pemberantasan gerakan terorisme di Indonesia, polisi pun melakukan segala cara untuk mengejar sang gembong.

Untuk yang pertama, kecurigaan terhadap para pemakai cadar berawal dari seringnya tersangka Ibrohim--florist Hotel Marriott yang tewas di Temanggung--menerima tamu orang-orang bercadar di rumahnya. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa Noordin sering kali mengenakan cadar, terutama pada siang hari.

Karena latar belakang itu, ada alasan bagi polisi untuk memeriksa orang-orang bercadar. Kapolres Bekasi, misalnya, telah menyiapkan polisi wanita (polwan) untuk memeriksa orang-orang bercadar yang ada di wilayah itu. Memang, polisi berdalih hanya orang-orang bercadar yang dicurigai yang akan diperiksa.

Wakadiv Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Sulistyo Ishak, membantah ada instruksi pemeriksaan orang-orang bercadar. Ia hanya mengatakan jika ada yang dicurigai terkait dengan aktivitas terorisme, baru diperiksa. Terhadap sesuatu yang mencurigakan, polisi langsung memeriksa, seperti yang terjadi pada rombongan Jamaah Tabligh di Purbalingga. Kelompok yang memang aktivitasnya berdakwah dari satu masjid ke masjid lain, ikut tersisir operasi pemberantasan teroris. Persoalannya, curiga seperti apa? Apa mungkin kelompok teroris bekerja secara terbuka dan berdialog dengan banyak orang di tempat umum?

Inilah yang kita sebut sebagai sebuah kekonyolan. Polisi, secara tidak langsung, telah membuat stigmatisasi terhadap orang-orang bercadar, brewok, dan kelompok orang yang berdakwah. Mereka seolah-olah bagian dari gerakan terorisme yang dikomandani Noordin M Top.

Jika upaya-upaya itu terus dilakukan, polisi tidak hanya melanggar hak asasi manusia (HAM), tetapi juga menodai sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa. Kaum beragama menjadi tidak tenang melakukan kegiatan dakwahnya. Polisi juga melanggar HAM dan Konvensi Jenewa tentang hak-hak individu yang memilih mengenakan cadar menjadi tidak nyaman dan aman. Polisi harus membedakan mana kegiatan dakwah yang terbuka dan aktivitas teroris yang diam-diam.

Polisi juga harus bisa menjelaskan secara empiris dan rasional, apa kaitan orang bercadar dengan Noordin M Top. Jika hanya berdasarkan asumsi-asumsi, kekeliruan seperti penyerbuan di Temanggung yang disebut-sebut ada Noordin di dalamnya akan terus terjadi.

Jelas, kita mendukung pemberantasan terorisme yang terus menjadi hantu di negeri ini. Tetapi, kita tidak ingin pemberantasan itu menginjak-injak harga diri orang, mempermalukan orang, melanggar hak asasinya, dan mengobok-obok kegiatan dakwahnya. Kita ingin polisi bekerja secara profesional, tidak main tangkap, dan menjunjung tinggi hak-hak individu untuk mengekspresikan dirinya.

Sumber: Cadar dan Dakwah

Melihat dan Menumpas Setan

Dalam sebuah kisah, seorang lelaki dari bani Israil berpuasa selama 70 tahun. Setiap tahun ia hanya berbuka tujuh hari. Selama berpuasa, dia selalu bermohon kepada Allah agar diberi kemampuan melihat setan yang senantiasa menggoda manusia. Meskipun do'a itu dipanjatkan terus menerus, namun Allah tetap menangguhkannya. Karena merasa sudah terlalu lama permohonannya tidak dikabulkan, suatu ketika lelaki itu bergumam, ''Seandainya aku dapat mengetahui berbagai kesalahan serta dosa yang aku perbuat kepada Tuhanku, niscaya yang demikian itu lebih baik daripada perkara yang aku minta selama ini''.

Sesaat kemudian, atas perintah Allah, malaikat datang menemui lelaki itu dan berkata, ''Sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk menemui kamu. Dia (Allah) berkata bahwasanya pernyataan yang baru saja kamu ucapkan tadi lebih disenangi oleh-Nya daripada ibadah (puasa) yang telah lama kamu jalankan itu''. Si pembawa pesan itupun menghilang.

Tak lama setelah malaikat pergi, lelaki dari bani Israil tadi dianugerahi oleh Allah kemampuan melihat setan sehingga saat itu langsung dapat menyaksikan rombongan setan yang mengepung manusia di bumi. Itulah kisah yang bersumber dari Wahab bin Munabbih.

Setan memang tidak akan pernah berhenti mengepung dan menggoda manusia. Mereka datang dari berbagai penjuru; dari muka dan dari belakang, dari kanan dan dari kiri (QS. 7:17), dan itu akan berlangsung terus hingga kiamat tiba (QS. 17:62). Dalam memperkuat godaan mereka untuk menyesatkan manusia, para setan dibantu teman-temannya (orang-orang kafir dan fasik) tanpa kenal lelah (QS. 7:202).

Dalam konteks kekinian, wujud setan semakin beragam. Kekuatan godaannya pun makin dahsyat. Di era globalisasi informasi, setan bisa berupa paket-paket informasi tertentu, atau kemasan acara tertentu. Di tengah semaraknya produk-produk film, terutama film impor, setan bisa menyusup sebagai pemeran atau pemain. Setan juga dapat menyelinap dalam botol minuman-minuman tertentu. Dalam tataran organisatoris, kumpulan setan bisa bergabung dengan OTB (organisasi tanpa bentuk). Dan masih sangat banyak lagi yang lain, yang seluruhnya bisa disimpulkan, setan adalah tempatnya kesalahan, atau sebaliknya, kesalahan/kebatilan adalah tempatnya setan.

Memohon kepada Allah agar manusia diberi kemampuan ''melihat berbagai wujud setan'' terasa kian relevan di era ketika batas-batas antara ''setan'' dengan ''yang bukan setan'' kian pudar. Padahal batas tegas itu sangat diperlukan agar fokus sasaran perlawanan manusia tidak meleset. Sangat ironis bila yang dilawan justru hal-hal yang seharusnya didukung. Sebaliknya, tak kalah ironisnya jika yang didukung adalah perkara-perkara yang semestinya diprotes.

Yang menarik dari kisah di awal adalah, permohonan untuk dapat ''melihat setan'' dikabulkan setelah sang pemohon tergerak hatinya untuk mengetahui terlebih dahulu berbagai kesalahan atau dosa yang pernah diperbuatnya. Mampu melihat atau mengetahui kesalahan/dosa berarti mampu ''melihat setan''. Maka alangkah indahnya bila setiap orang mampu ''melihat setan''.

''Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya'' (QS. 7:201). Bila dengan bertakwa dan mengingat Allah, manusia bisa ''melihat setan'', maka hanya dengan bertakwa dan mengingat Allah itu pula satu-satunya cara untuk melawan segala macam bentuk setan yang dilihat, termasuk setan yang belum sempat dilihat. Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.

Sumber: Melihat dan Menumpas Setan

Indonesian Railways Photo Contest 2009

PT KERETA API bekerjasama dengan Air Photography Communications mengadakan sebuah kegiatan fotografi yang bernama “INDONESIAN RAILWAYS PHOTO CONTEST”

TEMA LOMBA FOTO:

PERAN KERETA API DALAM MELAYANI MASYARAKAT DAN PEDULI LINGKUNGAN

Objek foto menggambarkan segala sesuatu (interaksi manusia, aktivitas kereta api maupun bangunan bersejarah milik kereta api) yang dapat meningkatkan citra pelayanan, kenyamanan dan kepedulian Kereta Api terhadap lingkungan sekitarnya, dengan harapan masyarakat akan semakin mencintai dan bangga akan Kereta Api.

DEADLINE : SENIN, 7 SEPTEMBER 2009 (CAP POS)


HADIAH LOMBA FOTO

Juara I : Trofi, Miniatur KA, Free ticket KA & Uang Tunai Rp 10.000.000,-
Juara II : Trofi, Miniatur KA, Free ticket KA & Uang Tunai Rp 7.500.000,-
Juara III : Trofi, Miniatur KA, Free ticket KA & Uang Tunai Rp 5.000.000,-
Nominasi (7 orang) : Trofi, Free ticket Kereta Api & Uang Tunai @ Rp 2.500.000,- (Pajak Hadiah ditanggung pemenang)


REGULASI INDONESIAN RAILWAYS PHOTO CONTEST
  • Lomba foto terbuka untuk masyarakat umum di seluruh Indonesia.
  • Jumlah foto yang dikirimkan oleh masing-masing peserta bebas dengan ukuran sisi terpanjang minimal 25 cm dan maksimal 30 cm dan sisi pendeknya mengikuti komposisi yang dipilih oleh masing-masing pemotret.
  • Warna foto bebas & olah digital diperbolehkan, kecuali menambah atau mengurangi unsur gambar dalam sebuah foto.
  • Foto dikirimkan beserta softcopy dalam bentuk CD (low res) dan dibalik fotonya ditempel kertas yang berisi keterangan tentang: judul foto, deskripsi foto, nama, alamat lengkap, nomor telepon & alamat email.
  • Seluruh foto yang masuk menjadi dokumen PT Kereta Api. Foto pemenang dan nominasi lomba dapat digunakan oleh PT Kereta Api untuk kepentingan promosi dan publikasi intern selama 2 tahun terhitung setelah pembagian hadiah pemenang lomba.
  • Peserta yang menjadi pemenang lomba foto wajib menyerahkan surat pernyataan fotografer/pemotret mengenai pertanggungjawaban hasil karya foto.
  • Para pemenang lomba foto wajib menyerahkan hasil karyanya dalam bentuk CD (file Hi-Res) sebelum penyerahan hadiah.
  • Keputusan Dewan Juri mutlak, sah & tidak dapat diganggu gugat.

Karya peserta dikirimkan dalam amplop tertutup, ditujukan kepada :
PANITIA INDONESIAN RAILWAYS PHOTO CONTEST Air Photography Communications
Jalan Taman Pramuka No. 181, Bandung 40114

WAKTU KEGIATAN
Penjurian Lomba Foto : Kamis, 14 September 2009
Pengumuman Pemenang & Pembagian Hadiah :
Senin, 28 September 2009 dapat dilihat di www.kereta-api.com & www.fotografibergerak.com

DEWAN JURI
Dudi Sugandi (Redaktur Foto)
Galih Sedayu (Pegiat Foto)
Krisna Satmoko (Fotografer)
Lasti Kurnia (Wartawan Foto) &
PT. Kereta Api (Persero)

Partisipasi para sahabat merupakan energi bagi kami. Salam, Fotografi Bergerak…!!!

Informasi lebih lanjut: Air Photography Communications
(Jalan Taman Pramuka 181, Bandung 40114)
Telp. : (022) 70160771
Fax : (022) 7234570; Mr. Rico (0856-2343711)
E-mail address : fotografibergerak@yahoo.com
Website : www.fotografibergerak.com
Galih Sedayu Pengelola “Air Photography Communications”
Jl. Taman Pramuka 181, Bandung
Telp. 022-70160771 -- Fax.7234570

Sumber: Indonesian Railways Photo Contest 2009

Jumat, 07 Agustus 2009

Dilema Presiden Terpilih

Pemilihan presiden tanggal 8 Juli 2009 lalu, telah memunculkan satu pasangan pemenang, yakni SBY-Boediono yang mendapatkan suara terbanyak di antara dua kandidat lainnya. Dari hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU, SBY-Boediono meraih 73.874.562 suara (60,80%), Mega-Prabowo 32.548.105 suara (26,79%), dan JK-Wiranto 15.081.814 suara (12,41%).

Dengan hasil tersebut dapat dipastikan bahwa pilpres hanya berlangsung satu putaran, meskipun saat ini masih menyisakan gugatan yang dilayangkan oleh dua pasangan calon yang dinyatakan kalah ke Mahkamah Konstitusi.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh pemenang pilpres adalah menyusun kabinet yang akan bekerja untuk membangun bangsa ini ke depan secara bersama-sama. Pemilihan menteri-menteri yang akan menempati pos-pos tertentu biasanya menjadi wewenang khusus dari presiden terpilih dengan menerima masukan dari wakil presiden dan partai-partai pendukung. Dan, SBY diperkirakan akan mengalami kesulitan dan dilema dalam menentukan orang-orang untuk mengisi posisi menteri yang akan membantunya bekerja selama kurang lebih 5 tahun ke depan.

Hal tersebut dikarenakan banyaknya parpol yang menjadi pendukung pasangan nomer urut 2 ini dalam pilpres yang lalu. Setidaknya ada 5 parpol peraih kursi di DPR yang akan ‘berebut’ posisi menteri, yakni PD, PKS, PAN, PPP, dan PKB. Mereka tentunya akan ‘berebut’ jatah menteri yang ada dengan menyodorkan kader-kader terbaiknya untuk bisa mengisi kursi menteri yang tersedia. Belum lagi tuntutan dari partai-partai non parlemen yang juga menjadi pendukung SBY-Boediono yang jumlahnya mencapai puluhan dan juga berharap kepentingannya diakomodasi.

Di sinilah akan muncul dilema kedua bagi SBY, apakah akan memilih orang-orang partai yang dinilai kredibel atau justru kembali memilih orang-orang non partisan yang selama ini memang sudah terkenal dedikasi dan keahliannya dalam bidang tertentu. Seperti kita ketahui bersama sebelumnya, sempat muncul konflik dan ancaman penarikan dukungan dari partai-partai peserta koalisi setelah SBY mengabaikan usulan cawapres yang mereka ajukan dan akhirnya memilih Boediono.

Akan muncul pilihan antara politik balas budi terhadap parpol-parpol pendukung yang akan berhadapan dengan politik profesionalisme dalam mengisi posisi menteri yang ada. Sebagai presiden yang telah memiliki pengalaman sebelumnya, SBY harus dapat menentukan pilihan yang tepat agar hubungannya dengan mitra koalisinya tetap harmonis, sehingga pemerintahannya kali ini dapat berjalan dengan baik dan efektif. Dan, kita akan segera mengetahui keputusan apa yang akan diambil oleh SBY...